Rabu, 07 November 2018

#SIP Artivical intelegent/ kecerdasan buatan dan Expert System/ system pakar


C.       Artivical intelegent/ kecerdasan buatan dan Expert System/ system pakar

1.      Sejarah Artivical intelegent/ kecerdasan buatan dan Expert System/ system pakar

a.       Sejarah Artivical intelegent/ kecerdasan buatan



McMulloh dan Pitts pada tahun 1943 mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron di dalam  otak.  Mereka juga menunjukkan  bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang diberikan.
Alan Turing, pada tahun 1950 yang mencoba menjawab  “Dapatkah computer berfikir” dengan menciptakan mesin Turing.  Paper Alan Turing pada tahun 1950 berjudul “Computing Machineri and Intelligence” mendiskusikan syarat sebuah mesin dianggap cerdas. Dia beranggapan bahwa jika mesin dapat dengan sukses berprilaku seperti manusia, kita dapat menganggapnya cerdas.
Pada akhir 1955, Newell dan Simon mengembangkan  The Logic Theorist, program AI pertama. Program ini merepresentasikan  masalah sebagai model pohon, lalu penyelesaiannya dengan  memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar. Program ini berdampak besar dan menjadi batu loncatan penting dalam mengembangkan bidang AI.
Pada tahun 1956 John McCarthy dari  Massacuhetts Institute of Technology dianggap sebagai bapak AI, menyelenggarakan konferensi untuk menarik para ahli komputer bertemu, dengan  nama kegiatan “The Dartmouth summer research project on artificial intelligence.”   Konferensi Dartmouth itu mempertemukan para pendiri dalam AI, dan bertugas untuk meletakkan dasar bagi masa depan  pemgembangan dan penelitian AI.
Pada  tahun 1960 hingga 1970, muncul berbagai dikusi bagaimana komputer dapat meniru sedetail mungkin pada kemampuan otak manusia, dimana saat itu dapat dikategorikan sebagai “classical AI”.
Pada tahun 1980, dimana computer yang semakin mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah menjadikan berbagai riset di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat pesat pada berbagai universitas

b.      Sejarah Expert System/ system pakar



1)        ES mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation.
2)     Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari Universitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN.
3)   Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci yang dipelajari saat itu adalah Kekuatan dari ES berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya.
4)    Awal 1980-an, teknologi ES yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric)
5)  Sistem pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama dibuat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini diberi nama MYCIN.
6)     MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. Meskipun MYCIN tidak pernah digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam penelitian kecerdasan buatan yang lain (, 1995).

2.      Hubungan antara Artivical intelegent dan Kognisi manusia
Artificial intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu sistem informasi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.
Artificial intelligence merupakan suatu sistem yang membuat mesin secerdas manusia. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada sistem kognisi manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini dapat membuat suatu sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.

3.      Eliza, Parry, Net talk
a.       Eliza
Eliza adalah salah satu Sistem Pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah program komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
b.      Parry
Parry adalah Sistem Pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid.
c.       Net talk
Connection adalah gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai jaringan syaraf atau jaring syaraf). Connectionists telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan mendengarkan sangat menarik.


Referensi :
Hayani,H,Kasman Rukun. (2016). What is expert system. Yogyakarta: deepublish publisher.

Santoso, R. (2007). Expert system dan peranannya. Yogyakarta: andi offset.

Kusrini, S. (2006). Sistem pakar teori dan aplikasinya.Yogyakarta: Andi Offset


#SIP SIM (Sistem Informasi Manajemen) dan SPK (Sistem Penunjang Keputusan)



B. SIM (Sistem Informasi Manajemen) dan SPK (Sistem       Penunjang Keputusan)

1.      Definisi SIM dan SPK
a.       SIM ( Sistem Informasi Manajemen)


Menurut Sungkono (2008) Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Menurut O’brien (2004) Sim adalah suatu sistem informasi yan gtgerdiri dari lima komponen, yaitu :
Sumber daya manusia (people resource), sumber daya perangkat lunak, suvberdaya perangkat keras, sumber daya data, dan sumber daya jaringan.

b.      SPK (Sistem Penunjang Keputusan)



Turban (dalam Nofriansyah, 2017)  mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antar pengguna dan komponen Sistem Pendukung Keputusan yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada entah sebagai data atau sebagai prosedur) dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara komponen lainnya terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan). Konsep konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara Sistem Pendukung Keputusan dan pengetahuan
Nofriansyah, 2017 berpendapat SPK adalah sistem informasi untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah terstruktur supaya lebih efektif denganenggunakan analisi data yg tersedia.

2.      Konsep Dasar SIM dan SPK
a.       Konsep Dasar SIM
Menurut Sungkono (2008) Secara historis, gagasan sebuah sistem informasi tidak dikenal sebelum munculnya komputer. Akan tetapi, komputer telah banyak memberikan dampak dengan terwujudnya gagasan tersebut menjadi realitas. Organisasi dalam segala motif selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengklasifikasi, mengolah, menyimpan, melihat kembalil menemukan kembali, dan mendistribusikan informasi. Komputer telah memberikan sumbangan yang tinggi berupa teknologi canggih dan terandalkan pada sistem informasi. Dampaknya, sebuah sistem informasi berdasarkan komputer akan mengalami perbedaan dengan sistem-sistem yang diolah secara manual.
Sistem informasi manajemen secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam menyediakan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan penentuan alternatif tindakan dalam sebuah organisasi sistem tersebut. Dalam operasinya, sistem informasi manajemen menggunakan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur, model manajemen, dan keputusan serta sebuah terminal data. Sistem informasi manajemen sebagai suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi bertanggung jawab untuk pengumpulan dar pengolahan data sewaktu menghasilkan informasi yang berguna untuk setiap hierarki manajemen dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan organisasi.

b.      Konsep Dasar SPK
Sari (2018) Konsep Sistem Pendukung Keputusan Dalam sepuluh tahun pertama di dunia bisnis penggunaan komputer hanya ditujukan untuk proses-proses rsaki. Dipertengahan tahun 1960 muncul konsep Sistem Informasi Manajemen sejalan dengan kebutuhan untuk menyediakan informasi bagi para manajer. Pendekatan terhadap Sistem Informasi Manajemen telah dilakukan seluas-luasnya agar tersedia informasi yang sesuai dan memadai, yang dapat diguanakan untuk memecahkan segala jenis masalah olch seluruh manajer perusahaan, Pendekatan yang terlalu luas dan menyeluruh ternyata tidak efekf dan terbukti beberapa sistem telah gagal dan berfungsi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Istilah SPK/DSS kemudian digunakan untuk menggambarkan sistem yang dirancang untuk membantu seorang manajer suatu departemen dalam memecahkan suatu masalah yang spesifik. Sistem ini ditekankan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah, tetapi tidak mampu mengerjakan kedua ha tersebut tanpa bantuan seorang manajer. Jadi sistem ini adalah sistem yang memerlukan kerjasama antara manajer dan komputer sehingga didapatkan hasil yang optimal. Masalah-masalah yang dipecahkan dengan sistem ini adalah masalah semiterstruktur. Bagian terstruktur dari masalah akan dikerjakan oleh komputer dan bagian tidak terstruktur akan dikerjakan oleh manajer.

3.      Model SIM dan SPK
a.       Model SIM


Menurut Sueherman (2008) model sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut :\
1)      Model tersentralisasi (model terpusat)
Model ini sudah dikenal semenjak 1960-an dengan mainframe sbgai faktor utama. Mainframe adalah computer yang berukuran relatif besar, yang ditunjukan untuk menanggani data yang berukuran besar. Implementasinya adalah komputasi terpusat, semua prosesnya terdapat pada satu computer.
2)     Model desentralisasi
Ini mrupakan model pemprosesan data terbesar,sebagai sistem dengan sejumlah computer yng terbesar pada lokasi yang dihubungkjan dengan sarana telekomunikasi dengan masing,asing computer mampu berkerja secara mandiri
3)      Model client/server

b.      Model SPK


Menurut Gullet dan Hicks (dalam Nofriansyah, 2017)  memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah, seperti :
1)  Model Probabilitas Model probabilitas, umumnya model - model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected value)
2)    Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue) Konsep tentang nilai harapan ini khususnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang.
3)       Model matriks Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and expected value), ada juga model lainnya. Model lain tersebut misalnya adalah model matriks (the payoff matrix model).Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkn.
4)     Model pohon keputusan (Decision Tree Model) Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah- masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing kemudian.
5)  Model Kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh) Kurva Indeferen merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.
6)    Model Simulasi Komputer. Menurut model ini, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan apa- apa yang dilakukan oleh organisasi.

4.      Peranan SIM dan SPK dalam memecahkan masalah
     SIM dan SPK diperlukan suatu organisasi selain berkaitan dengan kegiatan operasi juga dapat  mendukung pengabilan seseorang manajer. Proses pengambilan keputusan berkaitan dengan penyelidikan perancangan dan pilihan serta dilakukan sesuatu evaluasi atau riview
    Untuk itu pengambian keputusan ini memerlukan suatu data yang uptudate (segar) dapat di pertanggung  jawabkan dan dapat menjangkau semua level dalam organisasi. Masing masing level manajer memerlukan informasi dibedakan berdasarkan tingkatan yang ada. Hal yang mebedakan lainnya adalah dilijat darik tingkat standarisi, klasifikasi, gneralisasi, dan penyaringan informasi

Referensi :
Sungkono,C. (2008). Manajement imformation system. Jakarta: Sakwmba empat.

O’brien (2004). Koponen dan pola pengelolaan sim. Yogyakarta : deepublish.

Nofriansyah,D. (2017). Multi criteria decision making(mcdm) pada sistem pendukung keputusan. Yogykarta : deepublish.

Sari. F. Metode dalam pengambilan keputusan (2018). Yogyakarta:derpublish.

Sueherman,B. (2008) Designing information system. Jakarta : media komputindo.

#SIP Database



A.      Database









1.      Sejarah Database
Menurt Kristianto (1993) Database adalah kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Menurt Kroenke (2005) sejarah perkembangan database sendiri dijelaskan sebagai berikut :
a.       Model Database Pertama
Dengan suksesnya media penyimpan disk pada tahun 1960an, kita dapat memiliki akses non- sekuensial, atau langsung, ke records. Ada dua arsitektur atau model yang awalnya sukses. IBM mengembangkan dan mempromosikan DL/I, atau Data Language One, yang membuat model data database dalam bentuk pohon atau hirarki.
Karena itu, CODASYL, kelompok yang mengembangkan standar untuk bahasa COBOL menciptakan sebuah model yang disebut model DBTG (Data Base Task Group) pada tahun 1970-an. Model DBTG dapat mewakili sistem hierarki dan network. Model ini pernah diajukan sebagai standar nasional, tetapi tidak pernah dipilih karena rumit. Akan tetapi, model ini telalh menjadi dasar dari sejumlah produk DBMS yang sukses pada tahun 1970an dan 1980an.

b.      Model Relasional
Model relasional, yang merepresentasikan data dalam format seperti diperlihatkan pada Peraga 1-4, pertama kali diajukan oleh E.F. Codd pada tahun 1970. Codd bekerja untuk IBM dan setelah 10 tahun melakukan penelitian, pengembangan, dan lobi, dia dan yang lain berhasil meyakinkan IBM untuk mengembangkan produk DBMS berdasarkan model relasional.
Model yang paling terkenal dari produk ini adalah DB2, yaitu sebuah DBMS yang masih aktif digunakan saat ini. Sementara itu, perusahaan lain (seperti Oracle, Ingres, Sybase, dan Informix) juga me,ngembangkan produk DBMS berdasarkan model relasional. SQL Server telah dikembangkan oleh Sybase dan dijual ke Microsoft pada akhir tahun 1980-an.

c.       Produk-produk DBMS untuk Komputer Personal
Dengan ditemukannya mikrokomputer, maka kita dapat memiliki database personal: oleh karenanya, beberapa produk DBMS personal telah dikembangkan. Produk yang paling sukses adalah dBase, yaitu sebuah produk yang dipasarkan oleh Ashton-Tate Corporation. Produk DBMS personal lainnya adalah R:base dari Microrim Corporation dan Paradox dari Borland.

d.      Object Oriented DBMS (OODBMS)
Pemrograman berorientasi objek (object oriented) mulai digunakan pada pertengahan tahun 1980-an, dan nantinya akan berkembang menjadi produk DBMS berorientasi objek. Tujuan produk ini adalah untuk menyimpan objek pemrograman berorientasi objek (seperti C++ atau Java) dalam sebuah database tanpa harus mentransformasinya ke format relasional.

e.       Sejarah Terbaru
Pada tahun 1991,Microsoft membuat Access yang kemudian menggantikan semua produk DBMS personal lainnya dalam beberapa tahun. Ini dimungkinkan karena Access telah di gabungkan ke dalam Microsoft Office, dan selain itu, Microsoft juga mampu menggunakan kekuatan pemasarannya serta monopoli Windowsnya untuk mengalahkan produk lainnya.
Akhirnya, pada tahun-tahun terakhir telah muncul penggunaan XML, yang pada awalnya merupakan teknologi yang mendukung situs Web, tetapi telah diperluas untuk memberikan solusi atas masalah-masalah database. Kita akan membahas XML secara lebih mendalam pada Bab 13 (Jilid II). Untuk saat ini, kita cukup memahami bahwa integrasi teknologi database dan XML adalah yang terdepan di bidang teknologi database sekarang ini dan akan menjadi penting selama beberapa tahun di masa mendatang.

2.    Konsep Database


Arief (2006) berpendapat database merupakan sekumpulan data yang saling terintegrasi satu sama lain dan terorganisasi berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu dan tersimpan pada sebuah hardware komputer.       
Database terdiri dari beberapa tabel (lebih dari satu tabel) yang saling terorganisir. Tabel digunakan untuk menyimpan data dan terdiri dari baris dan kolom. Data tersebut dapat ditampilkan, dimodifikasi, dan dihapus dari tabel. Setiap pemakai (user) yang diberi wewenang (otorisasi) saja yang dapat melakukan akses terhadap data tersebut.
Tabel terdiri atas sejumlah kolom dan baris, di mana setiap kolom berisi sekumpulan data yang memiliki tipe yang sejenis, dan baris merupakan sekumpulan data yang saling berkaitan dan membentuk informasi. Kolom biasanya juga disebut sebagai field dan informasi yang tersimpan dalam setiap baris disebut dengan record.

3.    Struktur Database
Menurut Talib (2011) Struktur database adalah susunan table-table yang dibuat untuk sebuah aplikasi database. Struktur table adalah susunan field-field yang dibuat pada sebuah table.
Perlu diketahui bahwa penyusunan struktur database maupun struktur table sangat dipengaruhi oleh jenis aplikasi database yang ingin dibuat, serta pada kenyataannya gaya pemrograman atau pendekatan yang digunakan dalam pembuatan aplikasi tersebut.
Pendapat Kristianto (1993) Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record.

4.    Keunggulan dan kelemahan manajemen sistem
Kristianto (1993) Database Management System (DBMS) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. DBMS terdiri dari Database dan Set Program pengelola untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data.

Menurut Rianto (2005) kelemahan dan kelebihan dari Database Management System (DBMS) adalah sebagai berikut :
Keleman Database Management System (DBMS) :
a.    Harga DBMS mahal.
b. Ada pendapat, ada uang ada barang. Teknologi baru tentunya lebih mahal daripada teknologi yang terdahulu.
c.    Ukuran.
d. Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada pada DBMS menyebabkan DBMs memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan tempat penyimpanan dan memori.
e.    Kompleksitas.
f. Pada DBMS terdapat pengaturan fungsi-fungsi sehingga DBMS menjadi software yang cukup rumit dan kompleks. Aturan fungsi-fungsi tersebut harus diketahui oleh penambahan pengguna DBMS dengan baik. Jika tidak maka pengguna DBMS tidak akan mendapat manfaat dari implementasi DBMS.
g.   Penambahan biaya perangkat keras.

Kelebihan Database Management System (DBMS) :
a.    Mengontrol redundansi data.
b. Dengan ada integrasi file ini maka berbagai duplikasi data yang terjadi dihilangkan.
c.    Konsistensi Data
d.  Jika ada perubahan yang terjadi dalam DBMS karena proses tambah, ubah, atau hapus data, maka pengguna-pengguna DBMS akan dapat mengakses nilai terbaru dalam DBMS secara cepat.
e.   Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama.
f.   Pemakaian data bersama. Dalam FBS, file dimiliki oleh bagian tertentu. Namun dalam DBMS, konsep demikian tidak pernah. Karena basis data dimiliki oleh perusahaan atau organisasi, bukan oleh bagian tertentu.
g.  Meningkatnya Integritas Data. Integritas data berhubungan dengan validitas dan konsistensi dalam penyimpanan data. integritas mengekspresikan batasan dan aturan dalam basis data. Meningkatnya keamanan basis data. Dalam DBMS, terdapat fasilitas yang mengatur akses, misalnya otorisasi untuk mengakses, menambah, mengubah, dan menghapus. Dengan demikian, setiap pengguna DBMS tidak dapat melakukan sesuatu yang bukan menjadi haknya.
h. Meningkatnya standardisasi. Dengan adanya pemakaian data bersama-sama, maka penamaan tabel, field, tipe data, hak akses, dan sebagainya harus dibuat standar dan dokumentasinya. Ha ni bertujuan untuk memudahkan pengguna DBMS.

5.      Peranan database dalam memevahkan kajian psokologi
Dalam biang psikologi khususnya pada bidan psikolog klinis, penggunaan database sangat dibutuhkan utung menanggani data data pasienm tentunya bukan hal yang  mudah dan hal yang spele sebab data tersebut bersifat rahasia adan harus aman, sehingga tidak boleh tertukar antara satu data dengan data lainnya, database disini sangat mempermudahkan psikolog untu melihat dan mengecek data tersebut. Sebab database terdapatr isytilah attribute atau sebuah entity, yang membuat data tidak akan terpisah atau bergabung.

Referensi :
Kristianto,H. (1993). Konsep dan perancangan database. Yogyakarta: andi offset.

Kroenke,M,D. (2005). Data base processing. Jakarta : Erlangga.

Arief. R. Pemrograman basis data. (2006). Andi:Yogyakarta

Talib, H. Panduan lengkap miscrosoft acces 2010. (2011). Jakarta:PT. Akex media komputindo.

Rianto. (2005). Migrasi microsoft sqlserver dengan postgreSQL. Jakarta: gramedia